Pages

Sabtu, 06 Agustus 2011

Liga Indonesia: Semakin Maju atau Jalan Ditempat (regulasi ditengah revolusi)

Sepak bola Indonesia memasuki babak baru dalam tahap revolusinya. Ya, tahap baru delam sepak bola di Indonesia telah dimulai, setelah kisruh PSSI, kontroversi pemutusan kontrak Alferd Rield, dan sekarang adalah masa depan kompetisi sepak bola Indonesia. Workshop PSSI yang dilaksanakan di Hotel Sahid Jakarta beberapa waktu yang lalu, telah menghasilkan keputusan yang luar biasa untuk kemajuan sepak bola dan komperisi di Indonesia.
“Jika PSSI tak bisa memenuhi batas waktu yang kami tentukan, tim-tim Indonesia tidak bisa bertanding dilevel Asia selama tiga tahun”, kata  Takuoki Suzuki, direktur kompetisi AFC.
Keputusan workshop yang dihadiri oleh perwakilan AFC dan FIFA itu yaitu berupa persyaratan klub profesional yang sesuai dengan standar AFC, yang mana aspek Legal, finansial, administrasi personal, supporting, dan Infrastruktur menjadi sesuatu yang wajib dipenuhi untuk menjadi klub yang dikatakan n profesional. Liga yang rencananya akan diputar tanggal 8 Oktober 2011 juga membagi kompetisi dengan 2 level. Yaitu level I dan Level II. Yang mana tiap level tentunya memiliki syarat yang berbeda, yaitu

Level I
  •  Deposit Partisipasi Rp. 5 Miliar
  • Budgeting Cap Rp. 15 Miliar
  • Pemain Asing 3 (non-Asia)+ 1 Asia
  • Marquee Player: 1 Lokal atau 1 Asing
  • Gaji maksimal pemain lokal 500 juta/musim
  • Durasi Kontrak Minimal 3 tahun
Level II
  • Deposit Partisipasi Rp. 2 Miliar
  • Budgeting Cap Rp. 8 Miliar
  • Pemain Asing 2 (non-Asia)+ 1 Asia 
  • Marquee Palyer: tidak ada
  • Gaji maksimal pemain lokal 350 juta/tahun
  • Durasi kontral minimal 3 tahun.
Format baru ini sangat rawan akan konflikdan gejolak, terutama faktor finansial. Terutama untuk klub yang terbiasa menyusu kepada APBD.  Hal ini sudah terlihat, banyak klub-klub yang protes terkait regulasi baru ini, mereka cenderung beralasan kesulitan dana. Inilah jalan terjal yang harus dilalui oleh klub-klub Indonesia untuk menjadi profesional. Perlu diketahui, regulasi baru ini merupakan persyaratan lama yang telah ditetapkan oleh AFC sejak 3 tahun yang lalu, dimana regulasi profesional harus dipenuhi oleh klub-klub di Asia agar bisa berlaga di Liga Champion Asia. PSSi dan klub pun harus bergerak cepat, karena deadline diberikan kepada AFC pada tanggal 14 Oktober nanti. “Jika PSSI tak bisa memenuhi batas waktu yang kami tentukan, tim-tim Indonesia tidak bisa bertanding dilevel Asia selama tiga tahun”, kata  Takuoki Suzuki, direktur kompetisi AFC.
Regulasi baru ini diharapkan bukan hanya sebagai regulasi saja, tentunya ada harapan dari masyarakat Indonesia, agar klub kesayangan mereka benar-benar menjadi profesional, sehingga penggunaan dana APBD, yang selama ini menjadi pos pemasukan klub-klub Indonesia bisa dialihkan utuk hal yang lain. Bukan perkara mudah tentunya untuk mejadi klub yang profesional yang lepas dari APBD, namun kita bisa untuk mencapai tujuan itu. Janganlah berfikir bagaimana menjadi Manchester United, Chlelsea, ataupun Real Madrid, tapi tirulah cara Manchester United, Chelsea, dan Real Madrid. Mereka benar-benar menjual klub mereka kepada pasar. Inilah yang harus ditiru oleh klub-klub Indonesia.
Klub Indonesia harus mendukung gebrakan baru yang dilakukan PSSI ini. Ini merupakan langkah awal utuk menjadi klub profesional dan di akui oelh AFC. Jangan hanya mendengung-dengungkan jargon klub profesional jika menyerah untuk melaksanakan regulasi ini. Tentunya sekali lagi inilah harapan masyarakat Indonesia untuk melihat kompetisi yang sehat,dan profesional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar